Medan – Harian Swara Jiwa - Polemik internal DPRD Medan kembali menjadi sorotan. Kali ini, tudingan keras yang diarahkan kepada Ketua DPRD Medan, Wong Chun Sen, oleh salah seorang anggota dewan terkesan sipanggar-garaon atau sipanggaron, menuai reaksi dari kalangan aktivis Sumatera Utara.
Aktivis muda, Muhammad Rafly, menilai langkah menyerang Ketua DPRD Medan secara terbuka justru merusak wibawa lembaga legislatif di mata rakyat.
“Menyudutkan Ketua bukanlah tanda keberanian, melainkan bukti kehilangan kedewasaan. Ini tidak mendidik. Wakil rakyat seharusnya saling menguatkan, bukan mempertontonkan konflik internal yang mencoreng nama dewan,” tegas Rafly, Sabtu (13/9/2025).
Menurut Rafly, yang jauh lebih penting dilakukan para anggota DPRD Medan adalah mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif, bukan sibuk dengan tuding-menuding yang memperkeruh suasana.
“Rakyat ingin melihat kerja nyata, bukan drama murahan. Jika pimpinan diserang habis-habisan, maka citra semua anggota akan ikut tercoreng,” ungkapnya.
Pemimpin yang sabar sedang mengajarkan bahwa kekuatan sejati lahir dari ketenangan. Rakyat tidak butuh drama, rakyat butuh kerja nyata.”
Ia pun mengingatkan, kasus sebelumnya di tingkat nasional – saat seorang anggota DPR RI memicu kemarahan rakyat dengan ucapannya – sudah cukup menjadi pelajaran pahit.
“DPRD Medan jangan ulangi kesalahan yang sama. Jaga marwah lembaga, tunjukkan kerja untuk konstituen,” katanya.
Rafly menegaskan, Ketua DPRD Medan Wong Chun Sen sudah berupaya menjaga stabilitas di tengah dinamika politik saat ini. “Marwah DPRD bukan dijaga dengan kata-kata kasar, melainkan dengan sikap saling menghormati.” imbuhnya menutup.( Pahala Sibarani )
.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar