Medan - Harian Swara Jiwa - Aktivis 98 Herianto ,SE mengungkapkan posisi rumah tangga Indonesia saat ini semakin tertekan. Hal ini tercermin dari hasil survey BI sejak Mei 2025 yang menunjukkan adanya proporsi kenaikan pendapatan konsumen yang digunakan untuk membayar utang , dari 10,8 persen di bulan Mei 2025 menjadi 11,2 persen per September 2025 .
Demikian juga halnya dengan biaya kredit yang relatif masih tinggi karena suku bunga acuan BI yang juga belum turun , secara signifikan menimbulkan akses pembiayaan kredit menjadi mahal terutama bagi kelompok rentan , pelaku UMKM , petani dan nelayan.
" Rumah tangga Indonesia semakin tertekan , bukan hanya melambungnya harga kebutuhan pokok , tetapi juga oleh beban utang yang membesar dan pembayaran cicilan kredit yang mahal akibat suku bunga acuan BI yang tak kunjung turun ." Ungkap Herianto , SE , Senin 13/10/2025 di Medan .
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa kondisi riil yang dihadapi masyarakat rentan pelaku usaha UMKM , petani dan nelayan ini sangat berdampak terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan saat ini. Konsumsi dan belanja masyarakat yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional menjadi menurun
Kredit macet UMKM di tahun 2025 mengalami tren peningkatan , dengan ratio kredit macet ( NPL ) yang cenderung naik , mencapai 4,41 persen pada Juni 2025 dengan total kredit macet UMKM mencapai Rp 66,3 Triliyun .
Tingginya utang kredit macet UMKM ini disebabkan oleh berbagai faktor , seperti terhambatnya ekonomi pasca pandemi covid 19 dan kebutuhan konsumsi yang meningkat , sehingga pertumbuhan kredit UMKM menurun .
" Pasca covid hingga sekarang pertumbuhan kredit UMKM sangat merosot akibat kredit macet yang cenderung naik . Kondisi ini berdampak terhadap konsumsi dan belanja masyarakat , yang jadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional ." Jelas Herianto , SE .
Selanjutnya Herianto , SE imbau pemerintah agar melakukan percepatan penghapusan utang masyarakat rentan pelaku UMKM , Petani dan Nelayan sesuai dengan PP No 47 tahun 2024 , yang menargetkan 1 juta UMKM dengan kriteria tertentu melalui program khusus crash program keringanan utang .
"Tentunya dengan harapan agar UMKM mendapatkan akses modal lagi dan dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi kembali ." imbau Herianto, SE
Sebelumnya Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sudah menunjukkan tanda - tanda perlambatan , namun kondisi ini belum ditangani dengan baik .
" Dari sebelumnya memang ada perlambatan tapi belum ditangani dengan cepat , sekarang perintahnya diperbaiki Purbaya di komplek istana kepresidenan Jakarta Pusat , Senin 8/9/2025 .(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar