728x90 AdSpace

­Top Banner Advertisement

  • Latest News

    30.4.25

    Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Lewat Coalition for Sustainable Livelihood

     


    Medan, ( Harian Swara Jiwa ) Para pemangku kepentingan yang tergabung dalam Coalition for Sustainable Livelihoods (CSL) di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh kembali berkumpul untuk keempat kalinya dalam pertemuan tahunan. Agenda ini bukan sekadar ajang temu, melainkan ruang untuk memperkuat komitmen kolaborasi, menyatukan langkah, dan berbagi cerita keberhasilan dari tingkat tapak,(29/4/2025).



    Bertempat di Ballroom Hotel Santika Medan, sebanyak 200 tamu undangan turut hadir dalam acara yang terselenggara atas dukungan dari kedua provinsi serta Konservasi Indonesia, selaku salah satu anggota CSL. Ratusan peserta tersebut berasal dari berbagai sektor mulai dari perwakilan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, masyarakat sipil, hingga akademisi. Mereka memiliki visi yang sama dalam mengembangkan mata pencaharian masyarakat yang ramah lingkungan . 

    Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yuliani Siregar, menekankan pentingnya kolaborasi para pihak yang dibangun lewat CSL.  

    “Sumatera Utara, memiliki potensi kekayaan alam, kehutanan, pertanian, dan sumber daya manusia yang besar. Kami menyadari bahwa pencapaian tujuan berkelanjutan tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah sendiri. Diperlukan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas lokal. CSL telah membuktikan bahwa pendekatan kolaboratif lintas sektor dapat menghasilkan perubahan nyata di lapangan”, ujarnya. 

    Senada dengan hal tersebut, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang diwakilkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah, Zulkifli, juga menyampaikan bahwa Aceh dikarunia kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, salah satunya hutan yang perlu dilestarikan dan pengembangan perikanan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. 

    “Potensi-potensi yang ada di Aceh, jika dikelola secara bertanggung jawab, bukan hanya akan mengangkat ekonomi Aceh, tetapi juga akan memastikan kelestarian alam untuk generasi yang akan datang. Inilah makna dari penghidupan berkelanjutan, seperti fokus CSL, yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keadilan sosial,” ungkapnya.
    [29/4 18.54] medanvivo574: Diinisiasi sejak 2018, CSL menjadi wadah bagi para jejaring dan mitra strategis untuk mencapai tujuan bersama melalui pendekatan bentang alam. Bekerja di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh, koalisi ini bertujuan untuk mendukung visi pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada pilar konservasi, restorasi, tata kelola, dan produksi berkelanjutan.

    Edward Manihuruk, CSL Lead, menyampaikan apresiasi terhadap para jejaring dan mitra strategis yang telah berkontribusi dalam mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh sepanjang tahun 2024. “Hingga 2024, para jejaring CSL telah berdampak pada peningkatan kapasitas petani mandiri hingga perluasan area pemulihan ekosistem hutan, baik di Kabupaten Aceh Tamiang, maupun Kabupaten Tapanuli Selatan yang menjadi pilot kegiatan jejaring CSL,” tambah Edward. 

    Vice President Program Konservasi Indonesia, Fitri Hasibuan, menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor dalam satu jurisdiksi yang difasilitasi oleh CSL menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bukan sekadar wacana, tetapi sesuatu yang dapat diwujudkan secara nyata. 

    “Selama ini, kita melihat hasil nyata dari kerja bersama, mulai dari petani kecil yang mendapat pelatihan, lahan yang dipulihkan, dan komunitas yang mulai mandiri secara ekonomi tanpa merusak lingkungan. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan bersama Konservasi Indonesia dengan dukungan dari Unilever di wilayah tersebut telah memfasilitasi  803 petani mandiri dalam memperoleh sertifikasi sawit berkelanjutan, yang berkontribusi dalam peningkatan penerapan praktik budi daya secara lestari di lahan seluas 1.186,87 hektare,” jelasnya.

    Lebih dari itu, anggota CSL telah mencatat berbagai pencapaian penting, di antaranya pembentukan Labor Working Group untuk mendorong perbaikan isu ketenagakerjaan di sektor sawit, pelaksanaan dialog multipihak yang menjangkau hampir 300 peserta dari berbagai sektor, serta pertukaran pembelajaran antar kabupaten untuk memperkuat praktik pertanian regeneratif bagi petani sawit rakyat. 

    “Salah satu isu ketenagakerjaan sektor sawit yang lahir dari jejaring CSL adalah dokumen Rekomendasi Koalisi Buruh untuk Mata Pencaharian Berkelanjutan. Dokumen ini bertujuan untuk mendorong pemenuhan hak-hak buruh, mempromosikan citra positif profesi buruh di industri sawit, serta menjembatani kepentingan stakeholder untuk mendukung pengembangan keberlanjutan industri sawit di Sumatera Utara dan Aceh,” tambah Edward. 

    Dalam agenda pertemuan ini, CSL juga memberikan apresiasi kepada para individu dan kelompok masyarakat yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam menjaga kelestarian alam di tingkat tapak. Penghargaan ini menjadi simbol pengakuan atas peran
    [29/4 18.55] medanvivo574: penting masyarakat dalam mengembangan ekonomi berbasis alam dengan tetap menjaga prinsip pelestarian.
    Tiga tokoh masyarakat menerima penghargaan tersebut: Kholis Siregar dari UD Sobar di Kabupaten Tapanuli Selatan yang aktif dalam budi daya sawit berkelanjutan; Tampan Sitompul dari Hutan Adat Simardangiang, Tapanuli Utara, atas kontribusinya menjaga hutan adat dan pengetahuan lokal serta Datok Ardan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis 27) di Aceh Tamiang yang berhasil mengembangkan ekowisata sebagai bagian dari pelestarian Kawasan Ekosistem Leuser.

    Apresiasi ini tidak hanya menjadi bentuk penghargaan, tetapi juga inspirasi bagi para peserta untuk terus memperkuat aksi kolektif dari tapak, bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari tindakan kecil yang konsisten di komunitas. Menutup pertemuan tahunan ini, Edward mengajak seluruh pihak untuk tidak berhenti pada seremoni dan diskusi, tetapi terus melangkah dengan aksi nyata. 

    “Mari jadikan lanskap Aceh dan Sumatera Utara sebagai contoh bagaimana pembangunan bisa sejalan dengan perlindungan alam. CSL terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung dan bergerak bersama. Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, jejaring CSL terus melangkah maju, menguatkan komitmen bahwa masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan hanya dapat terwujud jika dijalankan bersama,” pungkasnya.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Lewat Coalition for Sustainable Livelihood Rating: 5 Reviewed By: HarianSwaraJiwa.Com
    Scroll to Top